Selasa, 12 Maret 2013

Pensil dan penghapus

0 komentar

ini adalah sebuah renungan yang gua bikin untuk kalian :) dan renungan ini adalah sebuah kisah yang bisa dibilang NYATA gua tulis tokoh tersebut dengan nama PENGHAPUS dan PENSIL kenapa gua tulis nama itu ?? BACA aja yah hahahha :D Sebagai PENJELAS : >=Si Penghapus adalah Orang Tua kita... >=Si Pensil adalah diri kita sendiri....

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."

RENUNGAN :

Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya... Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...

Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu... Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...( Bertambah tua dan akhirnya meninggal ). Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Suami atau Istri), Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.

"HINGGA SAAT INI"....

GUA masih menjadi Si PENSIL!... Hal itu sangat menyakitkan diri GUA... Melihat si penghapus atau orang tua GUA semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.

KELAK SUATU HARI... Yang tertinggal hanyalah "SERUTAN" PENGHAPUS ( ORANG TUA KITA )HANYALAH Segala KENANGAN yang pernah GUA lalui dan miliki bersama mereka..."

Kisah ini GUA dedikasikan secara khusus kepada orang tua GUA yang GUA SAYANG dan seluruh ORANG TUA KALIAN dan pastinya juga untuk DIRI GUA dan DIRI KALIAN :) mumpung masih di bulan penuh barokah dan SUCI ini :') mari kita samasama ucapkan MAAFKAN "AKU MAH PA AKU MANUSIA YANG TIDAK SEMPURNA YANG SELALU PUNYA KESALAHAN TAPI DARI KESALAHAN ITU AKU BELAJAR BETAPA BERHARGANYA DAN BETAPA BANGGANYA KAU PUNYA ORANG TUA SEPERTI KALIAN ( MAMAH DAN PAPAH ) AKU SAYANG KALIAN MAH PAH , I LOVEE YOUUU :')" PARENTS ARE THE MOST FORGIVING AFTER OUR GOD :')

Pensil dan penghapus

0 komentar

ini adalah sebuah renungan yang gua bikin untuk kalian :) dan renungan ini adalah sebuah kisah yang bisa dibilang NYATA gua tulis tokoh tersebut dengan nama PENGHAPUS dan PENSIL kenapa gua tulis nama itu ?? BACA aja yah hahahha :D Sebagai PENJELAS : >=Si Penghapus adalah Orang Tua kita... >=Si Pensil adalah diri kita sendiri....

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."

RENUNGAN :

Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya... Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...

Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu... Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...( Bertambah tua dan akhirnya meninggal ). Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Suami atau Istri), Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.

"HINGGA SAAT INI"....

GUA masih menjadi Si PENSIL!... Hal itu sangat menyakitkan diri GUA... Melihat si penghapus atau orang tua GUA semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.

KELAK SUATU HARI... Yang tertinggal hanyalah "SERUTAN" PENGHAPUS ( ORANG TUA KITA )HANYALAH Segala KENANGAN yang pernah GUA lalui dan miliki bersama mereka..."

Kisah ini GUA dedikasikan secara khusus kepada orang tua GUA yang GUA SAYANG dan seluruh ORANG TUA KALIAN dan pastinya juga untuk DIRI GUA dan DIRI KALIAN :) mumpung masih di bulan penuh barokah dan SUCI ini :') mari kita samasama ucapkan MAAFKAN "AKU MAH PA AKU MANUSIA YANG TIDAK SEMPURNA YANG SELALU PUNYA KESALAHAN TAPI DARI KESALAHAN ITU AKU BELAJAR BETAPA BERHARGANYA DAN BETAPA BANGGANYA KAU PUNYA ORANG TUA SEPERTI KALIAN ( MAMAH DAN PAPAH ) AKU SAYANG KALIAN MAH PAH , I LOVEE YOUUU :')" PARENTS ARE THE MOST FORGIVING AFTER OUR GOD :')

Senin, 11 Maret 2013

Alur dan arti hidup

0 komentar

Hidup itu seperti air, yang akan menguap menjadi awan. Jumlah air didunia takan berkurang atau bertambah. Puncaknya ada di awan dan akan kembali ke laut. Seperti siklus hidup yang akan berputar diatas dan dibawah.
Banyak perputaran air menuju ke laut, ada yang dari air comberan, air tanah atau air terjun, mereka banyak berharap pada matahari yang akan membawanya menuju puncak, yaitu awan...
Namun apa yang iya dapatkan ketika ia pun sudah menjadi awan...?? Air pun akan kembali kedaratan melalui hujan... Dan akan berputar seperti itu seterusnya.

Begitu juga hidup jika kita artikan sebagai pecahan mata uang. Kita tidak bisa membuat uang Rp.100,- dengan modal Rp.100,- bahkan Rp.100.000,- pun tidak bisa dibuat dengan modal yang sama.
Yang patut kita renungkan adalah diri kita ini terlahir sebagai pecahan uang berapa...?? Rp.100,- Rp.500,- Rp. 1000,- atau Rp.100.000,-...??
Tapi tanpa adanya kita, maka tidaklah lengkap Rp.100.000,- tanpa adanya Rp.100,-. Tergantung kita bisa membawa diri jika kita adalah Rp.100,-
Buatlah diri kita maksimal, sehingga Rp.100,- pun dapat berarti lebih dari Rp.100.000,-

Dan ga ada yang namanya buah simalakama, yang ada hanyalah pertemuan pilihan yang secara sadar pasti kita lalui, selalu ada persimpangan atau garis singgungan yang akan kita lalui di hidup. Di awal memang kita tidak sadar bahwa kita memilih jalan tersebut... Tapi ketika kita sampai ditengah dan terjadi singgungan garis pertemuan itu, kita merasa bahwa buah simalakama itu ada...

Semoga ini bisa jadi renungan sebagai motivasi hidup.